Pahami Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung
Serangan jantung dan henti jantung adalah keadaan nyata-nyata terhadap jantung yang tidak boleh diabaikan. Banyak orang yang menduga bahwa keduanya merupakan keadaan medis yang sama.
Bahkan, kadangkala digunakan secara bergantian. Padahal serangan jantung dan henti jantung berbeda.
Walaupun sama-sama mengganggu kinerja jantung serta perlu pertolongan segera, tetapi henti jantung dan serangan jantung memiliki pengertian, gejala, hingga langkah penanganannya berbeda.
Jangan hingga keliru paham keduanya, yuk kenali perbedaan serangan jantung bersama dengan henti jantung terhadap artikel https://www.rsstrokebkt.com/ berikut ini!
1. Pengertian serangan jantung dan henti jantung
Baik henti jantung maupun serangan jantung, keduanya menandakan krisis kesegaran yang melibatkan jantung. Namun, keduanya merupakan masalah yang berbeda.
Berikut ini perbedaan henti jantung dan serangan jantung kalau dilihat dari pengertiannya:
Apa itu serangan jantung?
Serangan jantung (heart attack) adalah masalah sirkulasi terhadap jantung yang berlangsung gara-gara arteri tersumbat supaya aliran darah ke bagian otot jantung jadi terganggu.
Apabila arteri yang tersumbat ini tidak langsung dibuka kembali, maka sel-sel dan otot jantung yang harusnya meraih suplai oksigen dan darah oleh arteri itu dapat jadi mati.
Penderita serangan jantung bisa saja dapat mengalami tanda-tanda secara perlahan dan bertahan selama berjam-jam, berhari-hari, atau apalagi berminggu-minggu sebelum akan serangan jantung terjadi. Meskipun terus berdetak, tetapi jantung tidak menerima seluruh darah dan oksigen yang diperlukan gara-gara adanya sumbatan ini.
Jika ini dibiarkan tanpa melaksanakan pengobatan, maka rusaknya terhadap jantung dapat semakin besar.
Apa itu henti jantung?
Pada henti jantung (cardiac arrest), jantung berhenti berdetak dan mesti dihidupkan kembali. Hal ini berlangsung gara-gara adanya masalah terhadap sistem kelistrikan jantung yang dipicu oleh masalah irama jantung (aritmia).
Tak hanya detak jantung saja yang terhenti, tetapi organ lain seperti otak dan paru-paru juga turut terhenti gara-gara organ-organ ini tidak meraih pasokan darah dan oksigen yang dibutuhkan.
Pada lebih dari satu kasus, henti jantung adalah keadaan yang berupa selagi selama keadaan darurat medis. Banyak pasien yang mengalami tanda-tanda peringatan hingga sebulan pada mulanya terutama dahulu meski ia tidak mengalami penyakit jantung.
Tetapi, henti jantung mampu mengakibatkan kematian di dalam lebih dari satu menit kalau pasien tidak langsung ditangani.
2. Gejala serangan jantung dan henti jantung
Ketika serangan jantung terjadi, jantung terus berdetak, tetapi penderitanya selamanya terjaga. Serangan jantung memiliki ciri yang khas yakni nyeri dada yang berlangsung di atas 70% kasus.
Gejala serangan jantung paling lazim biasa dikenal bersama dengan sebutan ‘angin duduk’. Berikut ini lebih dari satu tanda-tanda serangan jantung:
- Nyeri dada yang ditandai rasa tidak nyaman di bagian sedang dada atau bagian lain dari tubuh bagian atas
- Sesak napas atau napas jadi pendek supaya terengah-engah
- Berkeringat dingin yang tidak biasa
- Mual.
- Nyeri yang menjalar di lebih kurang bahu, rahang, lengan, dan punggung
- Pusing
- Pingsan
Sementara itu, gara-gara henti jantung adalah masalah listrik yang mengakibatkan jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba dan tidak terduga, maka penderitanya dapat mengalami:
- Jatuh mendadak atau pingsan secara tiba-tiba
- Tidak tersedia napas
- Tidak tersedia nadi
- Gejala lainnya, yakni pernapasan agonal kala jantung berhenti hingga 40 persen. Penderitanya dapat mengalami kesusahan bernapas bersama dengan nada seperti terengah-engah atau tersedak.